Rabu, 21 Juli 2010

BI "Launching" Uang Pecahan Baru


Bank Indonesia kembali menerbitkan uang baru pecahan uang logam Rp 1.000 dan uang kertas Rp 10.000 desain baru. Launching uang baru tersebut dilakukan langsung oleh Wakil Presiden Boediono di Kantor Bank Indonesia (BI) Bandung, Jln. Braga, Selasa (20/7).

Uang baru tersebut disiapkan BI sebanyak 719 juta keping uang logam Rp 1.000 untuk tahun 2010 ini. Dari jumlah tersebut, Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) sudah mencetak 300 juta keping dan sudah disebarkan ke perbankan.

"Untuk uang logam pecahan Rp 1.000 sudah 40% dicetak, sehingga masyarakat bisa leluasa menggunakan uang ini. Sementara uang kertas baru pecahan Rp 10.000, akan dicetak 820 juta bilyet. Dan sekarang ini sudah dicetak 120 juta bilyet," jelas Deputi Gubernur BI, Budi Rochadi, kepada wartawan di sela-sela peluncuran uang baru tersebut.

Diungkapkannya, saat ini masyarakat bisa menukar langsung uang baru tersebut di bank-bank yang ada, karena BI sudah menyalurkannya ke dunia perbankan.

Hal senada diungkapkan Pjs. Gubernur BI, Darmin Nasution. Menurutnya, penerbitan uang logam baru pecahan Rp 1.000 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan uang di masyarakat akan kebutuhan uang kecil, sekaligus melengkapi uang pecahan kecil yang telah beredar saat ini.

"Di sisi lain diterbitkannya uang kertas baru pecahan Rp 10.000 dimaksudkan sebagai unsur pengaman, sehingga lebih mudah dikenal masyarakat. Sekaligus memperjelas perbedaan dengan uang pecahan Rp 100.000, yang selama ini dipersepsikan mirip," katanya.

Darmin pun mengungkapkan, uang logam baru pecahan Rp 1.000 bergambar Garuda Pancasila pada bagian depannya. Sedangkan pada bagian belakang uang ini mengusung simbol-simbol Jawa Barat berupa angklung dengan latar belakang Gedung Sate. Uang tersebut berwarna putih keperakan dan terbuat dari besi/baja yang dilapisi nikel. "Pemilihan gambar angklung sebagai alat musik tradisional merupakan wujud pelestarian kebudayaan nasional. Demikian juga halnya dengan gambar Gedung Sate di Bandung, itu sebagai wujud pelestarian tempat bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia," katanya.

Sementara itu, Wapres Boediono mengatakan, penerbitan uang baru ini tepat pada waktunya yaitu menjelang meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam beberapa bulan mendatang. "Ini saat yang tepat, karena kebutuhan uang kecil saat Puasa dan Lebaran sangat tinggi. Bahkan saya yakin uang baru ini akan menjadi rebutan anak anak kita yang ingin mendapatkan mata uang baru ini, apalagi pada saat lebaran nanti," katanya.

Dikatakan Boediono, mata uang harus dijaga oleh semua pihak. Terutama untuk menjaga kestabilan harga. Dalam hal ini BI memiliki peranan yang sangat penting dalam hal itu. Sehingga BI dan instansi daerah lainnya bekerja sama dalam mengendalikan inflasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes