Jumat, 04 Juni 2010

Ngaruat Garut Selatan

Blogger Garut Selatan.Ngaruat atau Diruat, menurut Sang Pujangga Sunda R.H. Hasan Mustafa,
merupakan adat Sunda yang biasa disebut juga dengan Dilokat, yang
dilaksanakan jika ada seorang anak yang sedang sakit. Dalam tradisi
Pantun, terdapat istilah ruatan taneuh, ngaruat hulu wotan, parit,
danau, ngaruat kampung yang baru dibangun. Tujuan Ngaruat dilakukan,
adalah untuk memunculkan kembali kesucian, sekaligus menolak
unsur-unsur kejahatan. Semua unsur negatif harus diruat dengan
melakukan ritual selamatan.
Berdasarkan topografi "The Hammond World Atlas" tahun 1980, Garut
Selatan sekarang berada di alam bumi Jawa Barat. Tepatnya di dataran
pegunungan Selatan (kidul), yang terbentang dari pelabuhan Ratu sampai
Nusa Kambangan. Bagian Barat dinamakan dataran Jampang. Bagian Tengah
disebut dataran Pangalengan. Bagian Timur disebut dataran
Karangnunggal. Garut Selatan merupakan bagian dari Kabupaten Garut
yang mempunyai luas wilayah sekitar 3.065,19 km2 dan secara geografis
terletak diantara 60 56` 49`` - 70 45` 00`` Lintang Selatan dan 1070
25` 8` - 1080 7` 30`` Bujur Timur.

Kenapa Garut Selatan harus diruat?
Garut Selatan memiliki sumber daya alam yang strategis, baik dari
perkebunan, pertanian, dan perikanan. Kondisi dan potensi Garut
Selatan membutuhkan perhatian serius, disesuaikan dengan kultur dan
mentalitas masyarakat dan sumber daya alam sekitarnya. Tetapi
kenyataan berkata lain, potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia tidak teroptimalisasi oleh pemegang kebijakan. Maka Garut
Selatan ibarat seorang anak yang harus diruat supaya kembali pulih
segala potensi yang dimiliki.
Sebagian besar masyarakat Priangan adalah masyarakat petani. Salah
satu adat petani Priangan adalah mangerankeun, yaitu berterima kasih
kepada segala sesuatu yang membuat mereka tercukupi kebutuhan bagi
keberlangsungan hidupnya. Mentalitas bertani ini terbentuk sesuai
dengan tuntutan alam, disertai usaha keras manusia untuk menjalin
keharmonisan dengan alam. Mentalitas ini terpelihara dalam tradisi
masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Karena alam telah memberikan kecukupan kebutuhan keseharian masyarakat
Priangan. Dalam hal ini, masyarakat Garut Selatan memiliki potensi
sebagai pengelola di bidang pertanian, perkebunan, dan perikanan yang
merupakan kekayaan alam daerahnya. Pemanfaatan alam yang bijak
membentuk masyarakat yang mandiri. Kemandirian tersebut akan bertahan,
jika mereka tetap berada di lingkungan dan bidang keahliannya. Karena
kemandirian akan bertahan sesuai dengan terpeliharanya mentalitas
tersebut. Konkritnya, mentalitas petani Kawung di daerah Saparantu
Desa Pangrumasan Garut Selatan akan tetap terjaga jika Kawung masih
tetap sebagai objek pengelolaannya. Demikian pula petani Teh,
dikatakan demikian jika Teh tetap merupakan usaha keseharian mereka.
Terdapat pula mentalitas pelaut. Bagi masyarakat di sekitar pesisir
pantai Garut Selatan, potensi kelautan dengan panjang pantai mencapai
kurang lebih 72 km telah membentuk kemandirian dalam diri mereka. Para
Nelayan menjalin hubungan harmonis dengan laut, sebagai sumber dan
bagian kehidupan mereka. Sikap mangerankeun, melahirkan watak bijak
dalam diri nelayan. Dan hubungan timbal-balik dalam kurun waktu yang
lama telah membentuk tradisi-tradisi dan kearifan lokal di dalam
masyarakat.
Mentalitas-mentalitas tersebut merupakan potensi sumber daya manusia
yang memadai untuk pengelolaan sumber daya alam, sesuai dengan asal
mula kultur masing-masing masyarakat terhadap alamnya. Hal ini
menunjang optimalisasi potensi-potensi yang ada di Garut Selatan.

Ciri Sabumi, Cara Sadesa!
Tiap daerah akan melahirkan adat istiadat, kemampuan, dan mentalitas
yang berbeda-beda. Kearifan lokal terhadap alam tak bisa lepas dari
dasar yang membuat masyarakat terpenuhi kehidupannya. Maka lain lubuk,
lain pula ikannya… lain ladang lain belalang. Jika pohon Kawung adalah
sumber kehidupan suatu masyarakat, maka optimalisasi potensi
perkebunan Kawung akan lebih sesuai dengan kondisi alam dan mentalitas
masyarakat yang bersangkutan. Tetapi semua itu membutuhkan dukungan
dari berbagai pihak. Optimalisasi potensi harus berdasarkan pada
perhatian pemerintah selaku pemegang kekuasaan, dengan tetap
memperhatikan kultur, mentalitas masyarakat, dan alam sekitarnya.
Pada prinsipnya, secara alamiah masyarakat Garut Selatan cukup mampu
memenuhi kebutuhannya dari alam dan laut. Tetapi partisifasi dan
kearifan Pemerintah dalam memutuskan kebijakan sangat berpengaruh pada
eksistensi kemandirian masyarakat setempat. Ketidaktepatan kebijakan
sama saja mencabut suatu masyarakat dari akar tradisi, adat istiadat,
mentalitas, dan alamnya. Hal ini akan menghambat efektifitas
pembangunan. Adat Priangan mengenal peribahasa: Indung Hukum, Bapak
Drigama. Artinya masyarakat sadar bahwa hukumlah yang mengatur semua
itu dan negaralah yang membuat aturan untuk eksistensi dan
keberlangsungan hidup mereka. Maka ini menjadi tanggung jawab
Pemerintah terhadap rakyat.

Lain dulu lain sekarang …
Pada masa kolonial Belanda daerah Garut Selatan, umumnya Kabupaten
Garut, mendapatkan perhatian serius. Belanda mampu memanfaatkan dengan
baik kultur, mentalitas, dan alam di mana mereka hidup. Sehingga Garut
Selatan maju dalam bidang agrobisnis. Kemajuan tersebut disertai
dengan pengembangan fasilitas infrastruktur. Untuk potensi perikanan,
mereka membangun dermaga bagi nelayan di Cilauteureun. Untuk
transportasi dan distribusi hasil bumi, maka jalan Kereta Api pun
dibuka dengan menempatkan stasiun KA di daerah Cikajang. Jaringan rel
Cibatu-Garut-Cikajang yang sekarang tidak diaktifkan, dulu digunakan
sebagai massal penumpang dan barang.
Kini semua SDM dan SDA Garut Selatan terabaikan dari perhatian.
Kebijakan-kebijakan yang kurang tepat mengikis mentalitas dan
kemandirian masyarakat Garut Selatan. Idealnya mentalitas yang mapan,
sikap kemandirian, dan potensi alam didukung dengan sentuhan teknologi
mutakhir dan kebijakan yang tepat. Selanjutnya diharapkan Garut
Selatan menjadi sentral aktifitas produksi dibidang pertanian,
perkebunan, dan perikanan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes