Sabtu, 05 Juni 2010

Masyarakat Garut Selatan Lebih Memilih Datang Ke Paraji

Blogger Garut Selatan Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan seperti alat-alat medis, ruang perawatan (baik rawat jalan maupun rawat inap) ambulan atau fasilitas lainnya di Garut selatan (GARSEL), sangat menghambat proses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Di Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu misalnya, karena kekurangan tenaga bidan atau perawat, ibu-ibu yang melahirkan akhirnya banyak yang datang ke dukun beranak atau paraji.

Menurut Ahmad, tokoh masyarakat setempat, hal ini jelas tidak bisa dibiarkan begitu lama, karena secara medis tidak ada jaminan dukun bayi bisa menyelamatkan anak dan ibu yang baru melahirkan. “Tetapi, karena tidak ada pilihan, maka dukun bayi pun menjadi pilihan utama”, jelas Ahmad.

Jauhnya jarak tempuh antara perumahan penduduk dan dengan pusat kesehatan, berakibat tidak terlayaninya masyarakat dalam bidang kesehatan. Bisa dibayangkan jika masyarakat Desa Cimahi, Kecamatan Caringin mau berobat, mereka harus datang ke Puskesmas di Kecamatan Caringin atau Cisewu yang puluhan kilometer jaraknya, ongkos ojeknya saja menuju puskesmas bisa diatas Rp. 50 ribu.

"Karena perhitungan jarak dan mahalnya biaya transportasi, maka warga berpikir dua kali untuk memeriksakan kesehatannya di puskesmas”, kata Kusnadi, seorang Kepala Sekolah Dasar (SD) di Cisewu.

Banyak kasus menunjukan masyarakat Garut Selatan yang meninggal ditengah jalan ketika mau menuju ke Puskesmas atau rumah sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa nyawa manusia melayang tak terselamatkan (diluar takdir), hanya karena jauhnya pusat pelayanan kesehatan.

"Oleh karenanya saya menekankan supaya pemerintah secepatnya membangun pusat pelayanan kesehatan yang lebih dekat dengan masyarakatnya", papar Agus Rahmat, salah seorang tokoh pemuda kecamatan Cisewu

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes