Sabtu, 17 April 2010

Mencari tambahan uang saku..

Banyak Karyawan yang menjerit kantongnya kempes, padahal waktu gajian belum lama berselang. Tragedi 'kanker' alias kantong kering semacam itu memang sering melanda keluarga karyawan di Indonesia.

Kalau anda sebagai karyawan menerima kenyataan semacam ini, tentu kesejahteraan hidup akan terus tergerus seiring berjalannya waktu. Untuk mengantisipasinya anda bisa mencari penghasilan tambahan selain gaji bulanan.

Karyawan mencari penghasilan tambahan tampaknya sudah menjadi tuntutan ketika gaji bulanan tak lagi bisa diandalkan. Dengan memiliki usaha sampingan, dalam bahasanya Robert T. Kiyosaki, anda hidup dalam dua kuadran. Kuadran kiri sebagai karyawan dan kuadran kanan sebagai pemilik usaha.

Anda memang harus pandai-pandai mengelola waktu agar tidak berbenturan dengan jam kerja kantor. Sebenarnya sah-sah saja anda mencari usaha sampingan, apalagi waktu anda untuk perusahaan hanya jam kerja saja.

Kalau usaha sampingan bisa dijalankan bersamaan dengan jam kerja, sebaliknya melibatkan orang lain. Bisa dengan cara mencari karyawan atau melibatkan keluarga, seperti pasangan hidup, dalam usaha sampingan itu.

Bagi anda yang sudah kelamaan menjadi karyawan tentu akan merasa berat merintis usaha. Belum lagi dengan kebiasaan karyawan yang selalu bekerja berdasarkan perintah. Hal ini berbeda dengan dunia usaha, di mana anda dituntut memiliki inisiatif. Oleh karena itu, mentalitas karyawan perlu dibenahi terlebih dulu.

Seharusnya karyawan lebih berani untuk berbisnis. Pasalnya dengan adanya back up pendapatan dari gaji bulanan, seorang karyawan jauh lebih siap untuk menanggung risiko kerugian. Biasanya karyawan memiliki jaringan luas dan lebih banyak kenalan yang bisa digunakan untuk mendukung usaha. Apalagi kalau usaha sampingan yang dilakoni sesuai dengan keahlian di kantor. Misalkan fotografer di sebuah media massa, ia bisa mencari penghasilan tambahan dengan buka usaha studio foto di rumah.

Usahakan menjalankan usaha sesuai dengan profesi di kantor. Karena anda menguasai bidangnya sekaligus tahu seluk-beluk bisnis itu. Tapi anda juga bisa menjajal usaha yang tidak ada hubungannya dengan profesi di kantor.

Keinginan untuk mencari penghasilan tambahan sering tertunda gara-gara keterbatasan modal. Sebaiknya jangan menganggap modal sebagai faktor utama untuk memiliki usaha sampingan. Dengan memanfaatkan jaringan kerja, anda bisa berbisnis nyaris tanpa modal.

Coba tengok bisnis makelar dan perantara alias bimantara. Bisnis yang tergolong dalam kelompok bimantara ini seperti makelar mobil, sepeda motor, tanah, rumah, dll. Bisnis ini bisa menghasilkan uang cukup menggiurkan hanya bermodalkan keluwesan pergaulan dan berbicara.

Tak perlu khawatir, karena tidak ada undang-undang yang melarang anda menjalankan usaha sampingan ketika berkomitmen untuk sebuah perusahaan, akan tetapi bukan berarti komitmen tersebut menjadi tidak berharga.

Banyak Karyawan yang menjerit kantongnya kempes, padahal waktu gajian belum lama berselang. Tragedi 'kanker' alias kantong kering semacam itu memang sering melanda keluarga karyawan di Indonesia.

Kalau anda sebagai karyawan menerima kenyataan semacam ini, tentu kesejahteraan hidup akan terus tergerus seiring berjalannya waktu. Untuk mengantisipasinya anda bisa mencari penghasilan tambahan selain gaji bulanan.

Karyawan mencari penghasilan tambahan tampaknya sudah menjadi tuntutan ketika gaji bulanan tak lagi bisa diandalkan. Dengan memiliki usaha sampingan, dalam bahasanya Robert T. Kiyosaki, anda hidup dalam dua kuadran. Kuadran kiri sebagai karyawan dan kuadran kanan sebagai pemilik usaha.

Anda memang harus pandai-pandai mengelola waktu agar tidak berbenturan dengan jam kerja kantor. Sebenarnya sah-sah saja anda mencari usaha sampingan, apalagi waktu anda untuk perusahaan hanya jam kerja saja.

Kalau usaha sampingan bisa dijalankan bersamaan dengan jam kerja, sebaliknya melibatkan orang lain. Bisa dengan cara mencari karyawan atau melibatkan keluarga, seperti pasangan hidup, dalam usaha sampingan itu.

Bagi anda yang sudah kelamaan menjadi karyawan tentu akan merasa berat merintis usaha. Belum lagi dengan kebiasaan karyawan yang selalu bekerja berdasarkan perintah. Hal ini berbeda dengan dunia usaha, di mana anda dituntut memiliki inisiatif. Oleh karena itu, mentalitas karyawan perlu dibenahi terlebih dulu.

Seharusnya karyawan lebih berani untuk berbisnis. Pasalnya dengan adanya back up pendapatan dari gaji bulanan, seorang karyawan jauh lebih siap untuk menanggung risiko kerugian. Biasanya karyawan memiliki jaringan luas dan lebih banyak kenalan yang bisa digunakan untuk mendukung usaha. Apalagi kalau usaha sampingan yang dilakoni sesuai dengan keahlian di kantor. Misalkan fotografer di sebuah media massa, ia bisa mencari penghasilan tambahan dengan buka usaha studio foto di rumah.

Usahakan menjalankan usaha sesuai dengan profesi di kantor. Karena anda menguasai bidangnya sekaligus tahu seluk-beluk bisnis itu. Tapi anda juga bisa menjajal usaha yang tidak ada hubungannya dengan profesi di kantor.

Keinginan untuk mencari penghasilan tambahan sering tertunda gara-gara keterbatasan modal. Sebaiknya jangan menganggap modal sebagai faktor utama untuk memiliki usaha sampingan. Dengan memanfaatkan jaringan kerja, anda bisa berbisnis nyaris tanpa modal.

Coba tengok bisnis makelar dan perantara alias bimantara. Bisnis yang tergolong dalam kelompok bimantara ini seperti makelar mobil, sepeda motor, tanah, rumah, dll. Bisnis ini bisa menghasilkan uang cukup menggiurkan hanya bermodalkan keluwesan pergaulan dan berbicara.

Tak perlu khawatir, karena tidak ada undang-undang yang melarang anda menjalankan usaha sampingan ketika berkomitmen untuk sebuah perusahaan, akan tetapi bukan berarti komitmen tersebut menjadi tidak berharga.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes